Senin, 16 Januari 2012

Tokoh Hari ini #Imam Syahid Hasan Al Banna#



Mujahid Pena, Mungkin kata2 itu yg menjadi motivasi saya bwt menulis di media2 jejaring sosial ataupun blog pribadi..
Insya allaah, hari ini saya akan menceritakan sedikit informasi (Kalo mw banyak silahkan beli biografinya) dalam Prolog The Series saya TOKOH HARI INI #Imam Syahid Hasan Al Banna#

Siapa dia ?? Mungkin sebagian kalian mengatakan demikian. Karena tidak jarang, umat islam hari ini---terutama di Indonesia---- sangat minim pengetahuannya tentang tokoh-tokoh yang senantiasa Berjuang menegakkan panji-panji islam di muka Bumi ini. Well, berikut liputannya (macam pembawa berita di Teve-teve)
Wajahnya yang teduh, Kharismatik dan bersahaja. Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir. Sejak masa kecilnya, Hasan al Banna sudah menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun, atas anugerah Allah, Hasan kecil telah menghafal separuh isi Al-Qur'an.
Sang ayah terus menerus memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya.
Semenjak itu Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah. Kemudian belajar membuat dan memperbaiki jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore hingga menjelang tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an ia lakukan selesai shalat Shubuh. Maka tak mengherankan apabila Hasan al Banna mencetak berbagai prestasi gemilang di kemudian hari. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.

Nah, ada kisah menarik tentang masa SMP Beliau. begini ceritanya :
Ehmm.. ehmm (Tes suara)

Suatu siang, usai belajar di sekolah, sejumlah besar siswa berjalan melewati mushalla kampung. Hasan berada di antara mereka. Tatkala mereka berada di samping mushalla, maka adzan pun berkumandang. Saat itu, murid-murid segera menyerbu kolam air tempat berwudhu. Namun tiba-tiba saja datang sang imam dan mengusir murid-murid madrasah yang dianggap masih kanak-kanak itu. Rupanya, ia khawatir kalau-kalau mereka menghabiskan jatah air wudhu. Sebagian besar murid-murid itu berlarian menyingkir karena bentakan sang imam, sementara sebagian kecil bertahan di tempatnya. Mengalami peristiwa tersebut, al Banna lalu mengambil secarik kertas dan menulis uraian kalimat yang ditutup dengan satu ayat Al Qur'an, "Dan janganlah kamu mengusir orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya."(Q. S. Al-An'aam: 52).
Kertas itu dengan penuh hormat ia berikan kepada Syaikh Muhammad Sa'id, imam mushalla yang menghardik kawan-kawannya. Membaca surat Hasan al Banna hati sang imam tersentuh, hingga pada hari selanjutnya sikapnya berubah terhadap "rombongan anak-anak kecil" tersebut. Sementara para murid pun sepakat untuk mengisi kembali kolam tempat wudhu setiap mereka selesai shalat di mushalla. Bahkan para murid itu berinisiatif untuk mengumpulkan dana untuk membeli tikar mushalla!

Pada usia 21 tahun, beliau menamatkan studinya di Darul 'Ulum dan ditunjuk menjadi guru di Isma'iliyah. Saat itu Umat Islam sedang gonjang-ganjingnya karena runtuhnya Kekhalifaan Utsmaniyah. Dan bukan hanya itu, Hasan Al Banna sangat prihatin dengan kelakuan Inggris yang memperbudak bangsanya. Maka mulailah Hasan al Banna dengan dakwahnya. Dakwah mengajak manusia kepada Allah, mengajak manusia untuk memberantas kejahiliyahan (kebodohan). Dakwah beliau dimulai dengan menggalang beberapa muridnya. Kemudian beliau berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau lakukan teratur dua minggu sekali. Beliau dengan perkumpulan yang didirikannya "Al-Ikhwanul Muslimun," bekerja keras siang malam menulis pidato, mengadakan pembinaan, memimpin rapat pertemuan, dll. Dakwahnya mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam Mesir. Tercatat kaum muslimin mulai dari golongan buruh/petani, usahawan, ilmuwan, ulama, dokter mendukung dakwah beliau.

1948 dan 1956

Perang antara Arab-Israel pecah. Menjadikan Hasan Al banna geram atas kaum yang menjajah negeri para Annbiyya. Beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat, sobat kental Yahudi mengancam akan mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Maka terjadilah sebuah tragedi yang membuktikan betapa pengecutnya manusia. Ribuan mujahid Mesir ditarik ke belakang, kemudian dilucuti. Oleh siapa? Oleh pasukan pemerintah Mesir! Bahkan tidak itu saja, para mujahidin yang ikhlas ini lalu dijebloskan ke penjara-penjara militer.

Beberapa waktu setelah itu, terjadilah peristiwa itu. Peristiwa yang membuat umat islam di dunia bersedih, karena kehilangan penegak Islam yang khaffah tersebut.
Pada mulanya Al-Banna mendapat undangan gelap untuk hadir di kantor pusat organisasi Jum’iyyatusy Syubban Al-Muslimin menjelang maghrib pada 12 Februari, 1949, Ketika hendak naik taksi bersama Abdul secara tiba-tiba lampu penerang jalan tersebut dipadamkan. Pada saat itulah peluruh musuh bersarang di tubuh kurusnya. Meski sempat dievakuasi dengan ambulans. Namun karena pendarahan yang hebat, akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan bersimbah darah setelah mendapatkan perawatan selama kurang lebih tiga hari pasca penembakan. Imam Hasan Al-Banna mati syahid pada 15 Februari 1949.

Pada saat pemakaman, Pemerintah bersedia menyerahkan jenazah kepada keluarganya, dengan syarat mereka tidak akan mengumumkan berita duka. Jenazah kemudian dibawa oleh ayah dan saudara-saudaranya. Proses pemakaman jenazah dilakukan dalam suasana yang sangat mencekam dan dengan dikelilingi oleh tank-tank. Bahkan Kuburannya dijaga ekstra ketat oleh tentara agar para pengikut Hasan Al-Banna tidak memindahkan jenazahnya.

Iulah Hasan Al banna, seorang lelaki yang istimewa. Bahkan musuh-musuhnya pun masih takut dan mengkhawatirkan jasadnya yang sudah tak bernyawa itu. Makamnya dijaga ketat sampai berminggu-minggu.

Sepeninggalnya dari Dunia ini, Beliau meninggalkan 10 Wasiat yang berharga kepada kita semua :
Bangunlah segera untuk melakukan shalat apabila mendengar Adzan walau bagaimana pun keadaannya

Baca, telaah, dan dengarkanlah Al-Qur’an atau dzikirlah kepada Allah dan jangan engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam  masalah yang tidak ada manfaatnya.

Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih

Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata tidak akan mendatangkan kebaikan


Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang dan tentram

Jangan bergurau, karena ummat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus

Jangan mengeraskan suara diatas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti

Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau  melukainya dalam bentuk apapun dan janganlah berbicara kecuali yang baik

Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama)

Pekerjaan Rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka tolonglah selainmu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk diselesaikan

Alloohu A'lam...

Rabu, 11 Januari 2012

Naksir dia ??? Pikirin lagi dehh... --,

Saat disuruh memikirkan alasan kenapa jatuh cinta, anak-anak mentoring asuhan Kak Riza di Rohani Islam SMA 823 pada protes karena menurut mereka cinta itu gak pake logika. Jadi tidak perlu memikirkan alasan yang tepat.


"Gak ada alasannya kak..."


"Ah yang bener? Emangnya kakak ga pernah ngerasain SMA? Usia kalian kan usia cinta monyet. Naksirnya biasanya gara-gara kagum dengan kelebihan tertentu." Pancing Riza.


"Emang kenapa sih Kak? Iya, aku ada naksir cewek adek kelas. Alasannya karena dia cantik, dan tampangnya tipe saya banget Kak." Seorang peserta memberi pengakuan polos. Peserta yang lain berdehem-dehem.


"Ok. Alasan pertama adalah kecantikan. Kalau antum, Yud, apa alasannya? Jangan batuk-batuk aja." Ujar Riza.


Yudi, yang ditunjuk oleh sang mentor, nyengir dan menjawab, "Kalau saya, selain cantik, saya lagi naksir sama cewek yang pinter."


"Mmm... Tau gwe.." Salah seorang dari peserta mentoring menyela.


"Kenapa Ris? Antum tau gebetan Yudi? Ok, jadi ada dua alasan. Cantik dan pintar. Kalau antum sendiri kenapa Ris?"  Riza melempar pertanyaan.


"Saya... Kalau saya suka sama seseorang karena dia sholehah, Kak." Jawab Aris mantap.


"Ketua keputrian ya?" Celetuk yang lain.


"Baik, sekarang ada tiga alasan. Cantik, pintar, dan sholehah. Cukup deh." Ujar Riza.


"Emang kenapa sih kak?" Tanya salah seorang dari peserta mentoring.


“Pernah terfikir gak oleh kalian, kalau alasan kalian menyukai gebetan kalian itu lemah.”


“Maksudnya Kak?”


“Kalau kalian suka sama seseorang karena cantik, coba jawab dengan jujur, siapa yang membuat dia cantik? Allah, atau kah dirinya sendiri yang bisa menghendaki kecantikan untuk dirinya? Dan siapa yang lebih indah, Allah ataukah gadis yang kalian sukai?”


Anak-anak peserta mentoring diam beberapa saat.


“Gimana?” Tanya Riza.


“Iya kak, Allah yang menghendaki seorang manusia itu cantik atau tidak. Dan Allah itu indah, jauh lebih indah daripada makhluk-Nya. Kan ada haditsnya kak, Allah itu indah dan menyukai keindahan.” Jawab salah seorang dari mereka.


“Nah, kalau begitu, kenapa tidak mencintai Allah saja?”


Riza membiarkan keadaan hening sejenak agar adik-adik mentinya bisa mencerna.


“Baik, sekarang kalau alasannya karena pintar, kembali lagi pertanyaannya siapa yang menganugerahkan gebetan kalian itu kecerdasan? Allah, ataukah dirinya sendiri?” Riza melanjutkan pembicaraan.


“Allah kak. Tapi kan dia bisa belajar supaya pintar.” Jawab salah seorang dari mereka.


“Ok, kalau dia sudah belajar mati-matian, tapi Allah tidak menghendaki dia pintar, apakah dia tetap bisa pintar?”


“Tidak, Kak.”

“Kalau kalian suka seseorang karena pintar, sekarang, siapa kah yang dzat Maha Mengetahui?”


“Allah, Kak.”


“Nah, kenapa tidak mencintai Allah saja?”


Peserta mentoring mengangguk-angguk.


“Dan terakhir, karena dia sholehah. Sama aja, siapa yang membuat dia sholehah?”


“Kak, Allah kan mengilhami dia antara jalan kebaikan dan keburukan, seperti dalam surat Asy-Syams, lalu dia memilih jalan kebaikan.Makanya dia sholehah.”


“Iya benar, tapi apakah antum mau menafikan hidayah Allah? Apakah antum mau menafikan taufik dan rahmat Allah yang membuat dia condong kepada kebaikan? Bukankah kalau Allah tidak menghendaki seseorang mendapat hidayah, maka tidak ada satu pun yang bisa memberi hidayah walau pun dirinya sendiri? Dia memang memilih jalan yang baik, tapi di situ ada taufiq dari Allah sehingga ia bisa memilih jalan kebaikan.”


Anak-anak peserta mentoring kembali mengangguk-angguk.


“Lalu sekali lagi, kenapa tidak mencintai Allah saja? Allah sumber kebaikan. Kalau kalian menemukan hal yang baik pada seseorang, harus kalian yakini bahwa kebaikannya itu bersumber dari Tuhan. Dan kalau mau mencintai seseorang karena kebaikannya, maka Allah yang pantas lebih dicintai. Cantik, pinter, baek, itu semua dari Allah. Jadi cintai Allah saja.


Riza mengamati wajah adik-adik binaannya satu persatu. Wajah mereka memperlihatkan mimic merenung.


"Kak. Kan ada pepatah yang berbunyi.. Mmm.. Waiting Trisno Jalanan Suko Kuliner. Intinya perasaan suka itu karena sering bersama. Nah, itu gimana kak, kalo kita jadi suka sama seseorang karena sering ketemu?”


“Misalnya sering ketemu di rapat departement PHBI ya?” Salah seorang nyeletuk, dan yang lain sontak bergumam, “Ciieee…..”


“Baik. Jadi mencintai seseorang karena seringnya berinteraksi.Nah, coba periksa hubungan kalian dengan Allah? Bukankah Allah selalu bersama kalian, walau pun kalian sedang sendiri? Bukankah Allah yang mengamati gerak-gerik kalian? Kalian juga rajin sholat, dan saat sholat kan ada interaksi dengan Allah? Apakah tidak cukup mencintai Allah lebih dari segalanya karena seringnya berinteraksi dengan Allah?”


Jawaban yang telak dari Riza. Dan kini mengertilah adik-adik binaan Riza bahwa tidak ada yang lebih berhak dicintai selain Allah swt.


*****


Rekan muda, ilustrasi di atas rasanya cukup untuk dijadikan renungan tentang persaan yang ada di hati kita masing-masing.

Source : @Islamedia

KENAPA HARUS IKUT-IKUTAN ????

A(orang kristen)
B(Orang Muslim)
C(Orang Hindu)

A : Kenapa kalian selalu ngikutin kami?
B : Ngikutin apa? Kami tidak merasa ngikutin kalian?
A : Gak merasa? Coba diperhatikan, kami merayakan Hari Ulang Tahun Yesus (atau Maulidnya Nabi Isa), lalu kalian ikut2an merayakan Maulid Nabi Muhammad?! Kami juga merayakan hari kenaikan Isa al Masih (diangkatnya Nabi Isa ke langit), kalian ikut2an merayakan hari Isra Mi'raj (naiknya Nabi Muhammad ke langit)?! Kami merayakan Tahun Baru Masehi milik kami, kalian juga merayakan tahun baru hijriyah milik kalian?! Kami beribadah dengan bernyanyi dan bermain alat musik, kalian juga sekarang mulai beribadah dengan bernyanyi-nyanyi membaca shalawat/dzikir dengan alunan musik?!
C : Iya nih...! Kalian (orang muslim) juga banyak yang ngikutin perayaan acara kami...
B : Lho...lho...apalagi ini? Siapa yang ngikutin?
C : Lihat saja, acara nujuh bulanan bagi wanita yang hamil itu kan asalnya dari kami orang Hindu. Begitu juga Tahlilan atau Selamatan Kematian selama 7 hari, 40, 100 s/d 1000 hari itu semua adalah acara kami, lalu kalian mengikutinya. Kalo gak percaya, sini ikut saya, saya kasih buktinya!
B : Enak saja ngaku2! Yang ngikutin itu kalian semua, orang Kristen dan orang Hindu pada ngikutin kami semua..!!
A : Eh...Kalo bicara pake otak! Emang duluan siapa agamanya? Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad baru ada sekitar 1400 tahun yang lalu. sedangkan agama kami Nasrani sudah ada sekitar 2000an tahun yang lalu. Gak masuk akal kalo kami yang ngikutin kalian!
C : Hehehe...apalagi agama saya. Agama kami lebih dulu dari agama kalian. Agama kami sudah ada sejak 2500 tahun sebelum masehi, jadi sudah ada sekitar 4500 tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia, agama kami lah yang paling tua dan pertama. Gak masuk akal kalo kami yang malah mengikuti agama kalian, apalagi yang namanya Islam kejawen, mirip abis dengan kami...hehehe.
A : Betul...betul...betul...Belum lagi kalian umat islam banyak yang berpartisipasi merayakan hari perayaan agama kami, seperti Tahun Baru Masehi, Hari Valentine, Hari Ulang Tahun, Hari Hallowen, Hari April Mop, hari Ibu, dll.
B :  (garuk2 kepala)...

Lalu datanglah D(Orang Muslim Ahlul Sunnah) menghampiri mereka..

D : Ambil semua acara2 kalian, kami tidak butuh acara2 seperti itu. Karena kami sudah punya acara sendiri yang tidak mengikuti agama2 kalian. Dan acara2 seperti itu tidak pernah dilakukan oleh orang Muslim yang berada diatas Sunnah seperti kami ini, insya Allah. Dalam golongan kami (yaitu Ahlus Sunnah), tidak ada perayaan Maulid Nabi, perayaan Isra Mi'raj, perayaan Tahun Baru Hijriyah, perayaan nujuh bulan, Selamatan Kematian (Tahlilan), dll.

A&C : Lho...kalian B dan D khan sama2 muslim, koq saling berbeda? Yang B merayakan acara2 itu sedangkan yang D tidak merayakan? Aneh sekali, satu agama tapi beda2.
D : Kenapa kalian heran dengan kami? Bukankah kalian sendiri juga memiliki banyak perbedaan dan perpecahan? Agama Nasrani memiliki banyak sekte, seperti Protestan, Katholik, Advent, dll. Bahkan dalam agama kami disebutkan bahwa kaum Nasrani terpecah belah menjadi 72 golongan. Begitu juga dengan agama Hindu yang memiliki banyak sekte dan juga warna (kasta). Tidakkah kalian tahu tentang itu? Sedangkan agama Islam terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali 1 yaitu Al Jamaah (Ahlus Sunnah wal Jamaah). Jadi, menurut pemahaman kami sebagai Ahlus Sunnah, kami tidak boleh tasyabbuh (mengikuti) orang2 kafir dalam ciri khas mereka, seperti acara2 yang kalian sebutkan tadi. Maka itu golongan kami tidak pernah melakukan dan mengadakan acara2 seperti itu. Jika ada sebagian dari kaum muslimin yang melakukan atau mengadakan acara2 itu, maka itu adalah oknum atau karena ketidaktahuannya akan hal itu.

A&C : Kami juga tahu itu semua. Hanya saja tadi kami ingin mengetest si B, apakah dia punya alasan tentang itu? Rupanya dia tidak punya alasan dan gak tau apa2 tentang agamanya. Bisanya cuma ikut2an saja.
B : Hmmmm...berarti saya ini oknum ya? kalo begitu saya tidak mau jadi oknum lagi ah...saya mau ngikutin si D aja, biar gak jadi oknum!!!
D : Hmmm juga...kamu masih jadi oknum akhi, karena kamu masih ikut2an, yaitu ngikutin saya.
B : Berarti saya harus ngikutin siapa donk?
D : Biar kamu gak jadi oknum, kamu harus ngikutin Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam beserta para sahabat2nya. Insya Allah kamu akan menjadi seorang Ahlus Sunnah sejati.

Masih Haruskah Berpacaran??


Allah memberikan rizki sesuai dengan kebutuhan hambaNya dan di waktu yang menurut Allah terbaik untuk kita mendapatkannya. Jodoh adalah salah satu rizki yang Allah persiapkan untuk kita.
Allah akan memberikan jodoh pada kita di saat yang tepat. Bukan sesuai dengan keinginan kita. Seringnya kita menginginkan sesuatu hanya berdasarkan pada keinginan bukan pada kebutuhan. Allah Maha Tahu, kapan kita akan siap untuk menerima sebuah tanggung jawab besar untuk membentuk suatu peradaban kecil yang di mulai dari sebuah keluarga.

Karena menikah bukan hanya penyatuan dua insan berbeda dalam satu bahtera tanpa visi dan tujuan yang pasti, berlayar tanpa arah atau berlayar hanya menuju samudera duniawi. Menikah adalah penggenapan setengah agama karena menikah adalah sarana ibadah kepada Allah. Dalam tiap perbuatan di dalam rumah tangga dengan berdasarkan keikhlasan dan ketaqwaan maka ganjarannya adalah pahala. Tapi jika menikah hanya berdasarkan nafsu atau bahkan mengikuti perputaran kehidupan dunia, maka hasilnya pun akan sesuai dengan yang di niatkan.

Karena menikah adalah ibadah. Menikah adalah sunnah di anjurkan Rasulullah. Menimbun pahala yang terserak di dalam rumah tangga. Dan semua manusia yang normal pasti akan mendambakan suatu pernikahan. Merasakan suatu episode hidup dimana kita akan memulai segala sesuatu yang baru. Yang dahulu kita berperan sebagai seorang anak dengan berbagai kebahagiaan bermandikan kasih sayang orang tua. Maka menikah adalah suatu gerbang menuju pembelajaran menjadi orang tua kelak. Kita bukan lagi sebagai penumpang di mana mengikuti arah kehidupan yang di tentukan orang tua, melainkan kita akan menjadi driver untuk kehidupan kita sendiri kelak. Kita bisa saja mengikuti jalur yang telah di lewati orang tua, jika memang itu jalur yang tepat. Tapi jika jalur itu tak sesuai dengan arah tujuan kehidupan rumah tangga kita yaitu jalur keridhaan Allah, maka kita pun harus mencari jalur yang tepat.

Karena menikah itu adalah satu kebaikan maka seharusnya harus di mulai dengan yang baik pula. Misalnya, ketika kita ingin lulus ujian, maka kita harus belajar yang giat bukan bermalas-malasan.

Ayat Allah masih jelas tertera dalam kitabNya, bahwa pria yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula dan sebaliknya. Dan ayat itu masih sama dengan pada saat Allah turunkan beribu tahun yang lalu. Janji Allah pun tergambar melalui ayat itu dan Allah Maha Menepati janji. Lalu mengapa kita masih meragukan janji Allah itu??

Masih haruskah berpacaran??
Mengenal lawan jenis dengan dalih untuk mengenal pribadi masing-masing. Padahal kenyataannya, hanya sedikit kejujuran yang di tampakkan pada saat pacaran. Rasa takut yang besar untuk di tinggal pasangannya atau hendak mengambil hati pasangannya membuat mereka menyembunyikan keburukan yang terdapat dalam dirinya. Sudah menjadi rahasia umum, jika usia pacaran yang lama tak menjamin bahwa itu menjadi suatu jalan untuk memuluskan hubungan menuju jenjang pernikahan. Sudah tak menjamin adanya pernikahan setelah sekian lama menjalin masa pacaran, juga banyak di bumbui pelanggaran terhadap rambu-rambu Allah. Maksiat yang terasa nikmat.

Zaman sekarang, berpacaran sudah selayaknya menjadi pasangan suami istri. Si pria seolah menjadi hak milik wanita dan si wanita kepunyaan pribadi si pria. Mereka pun bebas melakukan apapun sesuai keinginan mereka. Yang terparah adalah sudah hilangnya rasa malu ketika melakukan hubungan suami istri dengan sang pacar yang notabene bukan mahram. Padahal pengesahan hubungan berpacaran hanya berupa ucapan yang biasa di sebut “nembak”, misalnya “I Love You, maukah kau menjadi pacarku?” dan di terima dengan ucapan “I Love You too, aku mau jadi pacarmu”. Atau sejenisnya. Hanya itu. Tanpa adanya perjanjian yang kuat (mitsaqan ghaliza) antara seorang hamba dengan Sang Pencipta. Tanpa adanya akad yang menghalalkan hubungan tersebut. Hubungan pacaran tak ada pertanggungjawaban kecuali pelanggaran terhadap aturan Allah. Karena tak ada yang namanya pacaran islami, pacaran sehat atau apalah namanya untuk melegalkan hubungan tersebut.
Kita berlelah melakukan hubungan pacaran. Melakukan apapun guna menyenangkan hati sang kekasih (yang belum halal) meskipun hati kita menolak. Jungkir balik kita mempermainkan hati. Hingga suka dan sedih karena cinta, cinta terlarang. Hati dan otak di penuhi hanya dengan masalah cinta. Kita menangis karena cinta, kita tertawa karena cinta, kita meraung-meraung di tinggal cinta, kita pun mengemis cinta. Hingga tak ada tempat untuk otak memikirkan hal positif lainnya. Tapi sayang, itu hanya cinta semu. Sesuatu yang semu adalah kesia-siaan. Kita berkorban mengatasnamakan cinta semu. Seorang pacar, hebatnya bisa menggantikan prioritas seorang anak untuk menghormati orangtua. Tak sedikit yang lebih senang berdua-duaan dengan sang pacar di banding menemani orangtua. Pacar bisa jadi lebih tau sedang dimana seorang anak di banding orang tuanya sendiri. Seseorang akan rela menyenangkan hati pacarnya untuk di belikan sesuatu yang di suka di bandingkan memberikan kejutan untuk seorang ibu yang melahirkannya. Seseorang akan lebih menurut pada perintah sang pacar di banding orang tuanya. Hubungan yang baru terjalin bisa menggantikan hubungan lahiriah dan batiniyah seorang anak dengan orangtua.

Jika pun akhirnya menikah, maka tak ada lagi sesuatu yang spesial untuk di persembahkan pada pasangannya. Sebuah rasa yang seharusnya di peruntukan untuk pasangannya karena telah di umbar sebelumnya, maka akan menjadi hal yang biasa. Tak ada lagi rasa “greget”, karena masing-masing telah mendapatkan apa yang di inginkan pada masa berpacaran. Bisa jadi, akibat mendapatkan sesuatu belum pada waktunya maka ikrar suci pernikahan bukan menjadi sesuatu yang sakral dan mudah di permainkan. Na’udzubillah.

Parahnya jika tiba-tiba hubungan pacaran itu kandas, hanya dengan sebuah kata “PUTUS” maka kebanyakan akan menjadi sebuah permusuhan. Apalagi jika di sebabkan hal yang kurang baik misalnya perselingkuhan. Kembali hati yang menanggung akibatnya. Kesedihan yang berlebihan hingga beberapa lama. Hati yang terlanjur memendam benci. Tak sedikit yang teramat merasakan patah hati dikarenakan cinta berlebihan menyebabkannya sakit secara fisik dan psikis. Juga ada beberapa kasus bunuh diri karena tak kuat menahan kesedihan akibat patah hati.

Terdengar berlebihan. Tapi itulah kenyataannya, hati adalah suatu organ yang sensitif. Bisa naik secara drastis, tak jarang bisa jatuh langsung menghantam ke bumi. Apa yang di rasakan hati akan terlihat pada sikap dan perilaku. Hati yang terpenuhi nafsu akan enggan menerima hal baik. Ada orang bilang, jangan pernah bermain dengan hati. Karena dari mata turun ke hati, kemudian tak akan turun kembali. Akan ada sebuah rasa akan mengendap di dalam hati. Jika rasa itu baik dan di tujukan pada seseorang yang halal (suami atau istri) maka kebaikan akan terpancar secara lahiriah. Bukan sebuah melankolisme yang kini merajalela.

Banyak pelajaran dari sekitar. Kenapa masih harus berpacaran??
Karena ingin ada teman yang selalu setia mendengar tiap keluh kesah?? Tak selamanya manusia bisa dengan rela mendengarkan keluhan manusia lainnya. Hanya Allah yang tak pernah berpaling untuk hambaNya. Bisa jadi secara fisik sang pacar rela mendengar dengan seksama, tapi dia juga manusia yang akan merasa bosan jika selalu di cecoki dengan berbagai keluhan.

Malu di bilang jomblo??
Jika dengan jomblo kita bisa terbebas dari rasa yang terlarang, kenapa harus malu?? justru kita akan merasa nyaman bercengkerama dengan Allah karena sadar hati kita hanya patut di tujukan kepadaNya bukan yang lain. Justru kita harus bangga, di saat yang lain berlomba untuk melakukan hal terlarang tapi kita menjauhinya. Kemudian tak akan ada perasaan was was karena telah melanggar aturan Allah. Kita bebas berkumpul dengan kawan-kawan tanpa ada kekangan dari orang yang sesungguhnya tak memiliki kewenangan terhadap diri kita.

Mungkin masih banyak lagi kesia-siaan dalam berpacaran. Dan sesungguhnya belum tentu sang pacar akan menjadi pasangan kita kelak.
Pacaran ibarat minuman beralkohol, banyak yang mengelak bahwa dengan berpacaran mereka memiliki semangat baru dan sederet hal positif yang mereka kumandangkan. Tapi sama halnya dengan alkohol, maka manfaat yang di dapat jauh lebih kecil di banding kemudharatan yang di hasilkan. Karena segala sesuatu yang di larang Allah, pasti ada sebab dan manfaatnya.

Kemudian ada yang berdalih, toh pacaran itu tidak merugikan orang lain. Tidak merugikan orang lain, namun hukum Allah jauh lebih baik untuk di ikuti ketimbang menurutkan hawa nafsu yang berakhir pada jurang kebinasaan.

Kembali ke pernikahan, suatu kebaikan maka tak pantas jika di awali dengan keburukan. Allah tak akan ingkar janji, karena jodoh telah Allah tetapkan di Lauh Mahfuzh. Tinggal kita melakukan usaha yang baik, yang Allah ridhai. Supaya tiap langkah kita, hanya berisi keridhaan Allah dan mendapat keberkahanNya. Aamiin.

(hanya sebuah catatan hati guna pengingat diri dan saudara seimanku)
Allahua’lam

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/17118/masih-haruskah-berpacaran/#ixzz0IQRcj4Yt

Sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian

Perintis, pelopor dan pembuka pertama penyiaran serta pengembangan Islam di pulau jawa adalah para ulama/mubaligh yang berjumlah sembilan, yang popular dengan sebuatan wali songo. Atas perjuangan mereka, berhasil mendirikan sebuah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berpusat di Demak Jawa Tengah.

Para ulama yang sembilan dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam di tanah Jawa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Budha mendapat kesulitan dalam membuang adat istiadat upacara keagamaan lama bagi mereka yang telah masuk Islam.

Para ulama yang sembilan (wali songo) dalam menangguangi masalah adat istiadat lama bagi mereka yang telah masuk Islam terbagi menjadi dua aliran yaitu ALIRAN GIRI dan ALIRAN TUBAN.

ALIRAN GIRI adalah suatu aliran yang dipimpin oleh Raden Paku (Sunan Giri) dengan para pendukung Raden Rahmat (Sunan Ampel), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan lain-lain.

Aliran ini dalam masalah ibadah sama sekali tidak mengenal kompromi dengan ajaran Budha, Hindu, keyakinan animisme dan dinamisme. Orang yang dengan suka rela masuk Islam lewat aliran ini, harus mau membuang jauh-jauh segala adat istiadat lama yang bertentangan dengan syari’at Islam tanpa reseve. Karena murninya aliran dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam, maka aliran ini disebut ISLAM PUTIH.

Adapun ALIRAN TUBAN adalah suatu aliran yang dipimpin oleh R.M. Syahid (Sunan Kalijaga) yang didukung oleh Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Djati.

Aliran ini sangat moderat, mereka membiarkan dahulu terhadap pengikutnya yang mengerjakan adat istiadat upacara keagamaan lama yang sudah mendarah daging sulit dibuang, yang penting mereka mau memeluk Islam. Agar mereka jangan terlalu jauh menyimpang dari syari’at Islam. Maka para wali aliran Tuban berusaha adat istiadat Budha, Hindu, animisme dan dinamisme diwarnai keislaman. Karena moderatnya aliran ini maka pengikutnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengikut aliran Giri yang radikal. aliran ini sangat disorot oleh aliran Giri karena dituduh mencampur adukan syari’at Islam dengan agama lain. Maka aliran ini dicap sebagai aliran Islam abangan.

Dengan ajarah agama Hindu yang terdapat dalam kitab Brahmana. Sebuah kitab yang isinya mengatur tata cara pelaksanaan kurban, sajian-sajian untuk menyembah dewa-dewa dan upacara menghormati roh-roh untuk menghormati orang yang telah mati (nenek moyang) ada aturan yang disebut Yajna besar dan Yajna kecil.
Yajna besar dibagi menjadi dua bagian yaitu Hafiryayajna dan Somayjna. Somayajna adalah upacara khusus untuk orang-orang tertentu. Adapun Hafiryayajna untuk semua orang.

Hafiryayajna terbagi menjadi empat bagian yaitu : Aghnidheya, Pinda Pitre Yajna, Catur masya, dan Aghrain. Dari empat macam tersebut ada satu yang sangat berat dibuang sampai sekarang bagi orang yang sudah masuk Islam adalah upacara Pinda Pitre Yajna yaitu suatu upacara menghormati roh-roh orang yang sudah mati.

Dalam upacara Pinda Pitre Yajna, ada suatu keyakinan bahwa manusia setelah mati, sebelum memasuki karman, yakni menjelma lahir kembali kedunia ada yang menjadi dewa, manusia, binatang dan bahkan menjelma menjadi batu, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup, dari 1-7 hari roh tersebut masih berada dilingkungan rumah keluarganya. Pada hari ke 40, 100, 1000 dari kematiannya, roh tersebut datang lagi ke rumah keluarganya. Maka dari itu, pada hari-hari tersebut harus diadakan upacara saji-sajian dan bacaan mantera-mantera serta nyanyian suci untuk memohon kepada dewa-dewa agar rohnya si pulan menjalani karma menjadi manusia yang baik, jangan menjadi yang lainnya.

Pelaksanaan upacara tersebut diawali dengan aghnideya, yaitu menyalakan api suci (membakar kemenyan) untuk kontak dengan para dewa dan roh si pulan yang dituju. Selanjutnya diteruskan dengan menghidangkan saji-sajian berupa makanan, minuman dan lain-lain untuk dipersembahkan ke para dewa, kemudian dilanjutkan dengan bacaan mantra-mantra dan nyanyian-nyanyian suci oleh para pendeta agar permohonannya dikabulkan.

Pada masa para wali dibawah pimpinan Sunan Ampel, pernah diadakan musyawarah antara para wali untuk memecahkan adat istiadat lama bagi orang yang telah masuk Islam. Dalam musyawarah tersebut Sunan Kali Jaga selaku Ketua aliran Tuban mengusulkan kepada majlis musyawarah agar adat istiadat lama yang sulit dibuang, termasuk didalamnya upacara Pinda Pitre Yajna dimasuki unsur keislaman.
Usulan tersebut menjadi masalah yang serius pada waktu itu sebab para ulama (wali) tahu benar bahwa upacara kematian adat lama dan lain-lainnya sangat menyimpang dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
Mendengar usulan Sunan Kali Jaga yang penuh diplomatis itu, Sunan Ampel selaku penghulu para wali pada waktu itu dan sekaligus menjadi ketua sidang/musyawarah mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
“Apakah tidak dikhawatirkan dikemudian hari?, bahwa adat istiadat lama itu nanti akan dianggap sebagai ajaran Islam, sehingga kalau demikian nanti apakah hal ini tidak akan menjadikan bid’ah”.
Pertanyaan Sunan Ampel tersebut kemudian dijawab oleh Sunan Kudus sebagai berikut : “Saya sangat dengan pendapat Sunan Kali Jaga”.

Sekalipun Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Drajat sangat tidak menyetujui, akan tetapi mayoritas anggota musyawarah menyetujui usulan Sunan Kali Jaga, maka hal tersebut berjalan sesuai dengan keinginannya. Mulai saat itulah secara resmi berdasarkan hasil musyawarah, upacara dalam agama Hindu yang bernama Pinda Pitre Yajna dilestarikan oleh orang-orang Islam aliran Tuban yang kemudian dikenal dengan nama nelung dino, mitung dina, matang puluh, nyatus, dan nyewu.
Dari akibat lunaknya aliran Tuban, maka bukan saja upacara seperti itu yang berkembang subur, akan tetapi keyakinan animisme dan dinamisme serta upacara-upacara adat lain ikut berkembang subur. Maka dari itu tidaklah heran muridnya Sunan Kali Jaga sendiri yang bernama Syekh Siti Jenar merasa mendapat peluang yang sangat leluasa untuk mensinkritismekan ajaran Hindu dalam Islam. Dari hasil olahannya, maka lahir suatu ajaran kleni / aliran kepercayaan yang berbau Islam. Dan tumbuhlah apa yang disebut “Manunggaling Kaula Gusti” yang artinya Tuhan menyatu dengan tubuhku. Maka tatacara untuk mendekatkan diri kepada Allah lewat shalat, puasa, zakat, haji dan lain sebagainya tidak usah dilakukan.

Sekalipun Syekh Siti Jenar berhasil dibunuh, akan tetapi murid-muridnya yang cukup banyak sudah menyebar dimana-mana. Dari itu maka kepercayaan seperti itu hidup subur sampai sekarang.

Keadaan umat Islam setelah para wali meninggal dunia semakin jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. para Ulama aliran Giri yang terus mempengaruhi pra raja Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menegakkan syari’at Islam yang murni mendapat kecaman dan ancaman dari para raja Islam pada waktu itu, karena raja-raja Islam mayoritas menganut aliran Tuban. Sehingga pusat pemerintahan kerajaan di Demak berusaha dipindahkan ke Pajang agar terlepas dari pengaruh para ulama aliran Giri.

Pada masa kerajaan Islam di Jawa, dibawah pimpinan raja Amangkurat I, para ulama yang berusaha mempengaruhi keraton dan masyarakat, mereka ditangkapi dan dibunuh/dibrondong di lapangan Surakarta sebanyak 7.000 orang ulama. Melihat tindakan yang sewenang-wenang terhadap ulama aliran Giri itu, maka Trunojoyo Santri Giri berusaha menyusun kekuatan untuk menyerang Amangkurat I yang keparat itu.

Pada masa kerajaan dipegang oleh Amangkurat II sebagai pengganti ayahnya, ia membela, dendam terhadap Truno Joyo yang menyerang pemerintahan ayahnya. Ia bekerja sama dengan VOC menyerang Giri Kedaton dan semua upala serta santri aliran Giri dibunuh habis-habisan, bahkan semua keturunan Sunan Giri dihabisi pula. Dengan demikian lenyaplah sudah ulama-ulama penegak Islam yang konsekwen. Ulama-ulama yang boleh hidup dimasa itu adalah ulama-ulama yang lunak (moderat) yang mau menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang ada. maka bertambah suburlah adat-istiadat lama yang melekat pada orang-orang Islam, terutama upacara adat Pinde Pitre Yajna dalam upacara kematian.

Keadaan yang demikian terus berjalan berabad-abad tanpa ada seorang ulamapun yang muncul untuk mengikis habis adat-istiadat lama yang melekat pada Islam terutama Pinda Pitre Yajna. Baru pada tahun 1912 M, muncul seorang ulama di Yogyakarta bernama K.H. Ahmad Dahlan yang berusaha sekuat kemampuannya untuk mengembalikan Islam dari sumbernya yaitu Al Qur’an dan As Sunnah, karena beliau telah memandang bahwa Islam dalam masyrakat Indonesia telah banyak dicampuri berbagai ajaran yang tidak berasal dari Al Qur’an dan Al Hadits, dimana-mana merajalela perbuatan khurafat dan bid’ah sehingga umat Islam hidup dalam keadaan konservatif dan tradisional.

Munculnya K.H. Ahmad Dahlan bukan saja berusaha mengikis habis segala adat istiadat Budha, Hindu, animisme, dinamisme yang melekat pada Islam, akan tetapi juga menyebarkan fikiran-fikiran pembaharuan dalam Islam, agar umat Islam menjadi umat yang maju seperti umat-umat lain. Akan tetapi aneh bin ajaib, kemunculan beliau tersebut disambut negatif oleh sebagian ulama itu sendiri, yang ternyata ulama-ulama tersebut adalah ulama-ulama yang tidak setuju untuk membuang beberapa adat istiadat Budha dan Hindu yang telah diwarnai keislaman yang telah dilestarikan oleh ulama-ulama aliran Tuban dahulu, yang antara lain upacara Pinda Pitre Yajna yang diisi nafas Islam, yang terkenal dengan nama upacara nelung dina, mitung dina, matang dina, nyatus, dan nyewu.

Pada tahun 1926 para ulama Indonesia bangkit dengan didirikannya organisasi yang diberi nama “Nahdhotul Ulama” yang disingkat NU. Pada muktamarnya di Makasar NU mengeluarkan suatu keputusan yang antara lain : “Setiap acara yang bersifat keagamaan harus diawali dengan bacaan tahlil yang sistimatikanya seperti yang kita kenal sekarang di masyarakat”. Keputusan ini nampaknya benar-benar dilaksanakan oleh orang NU. Sehingga semua acara yang bersifat keagamaan diawali dengan bacaan tahlil, termasuk acara kematian. Mulai saat itulah secara lambat laun upacara Pinda Pitre Yajna yang diwarnai keislaman berubah nama menjadi tahlilan sampai sekarang.

Sesuai dengan sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian, maka istilah tahlilan dalam upacara kemagian hanya dikenal di Jawa saja. Di pulau-pulau lain seluruh Indonesia tidak ada acara ini. Seandainya ada pun hanya sebagai rembesan dari pulau Jawa saja. Apalagi di negara-negara lain seperti Arab, Mesir, dan negara-negara lainnnya diseluruh dunia sama sekali tidak mengenal upacara tahlilan dalam kematian ini.

Dengan sudah tahunya sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian yang terurai diatas, maka kita tidak akan lagi mengatakan bahwa upacara kematian adalah ajaran Islam, bahkan kita akan bisa mengatakan bahwa orang yang tidak mau membuang upacara tersebut berarti melestarikan salah satu ajaran agama Hindu. Orang-orang Hindu sama sekali tidak mau melestarikan ajaran Islam, bahkan tidak mau kepercikan ajaran Islam sedikitpun. Tetapi kenapa kita orang Islam justru melestarikan keyakinan dan ajaran mereka.

Tak cukupkah bagi kita Sunnah Rasulullah yg sudah jelas terang benderang saja yg kita kerjakan. Kenapa harus ditambah-tambahin/mengada-ngada. Mereka beranggapan ajaran Rasulullah masih kurang sempurna.

Mudah-mudahan setelah kita tahu sejarah lahirnya tahlilan dalam upacara kematian, kita mau membuka hati untuk menerima kebenaran yang hakiki dan kita mudah-mudahan akan menjadi orang Islam yang konsekwen terhadap ajaran Alloh dan RosulNya.

Ada satu hal yang perlu kita jaga baik-baik, jangan sekali-kali kita berani mengatakan bahwa orang yang matinya tidak ditahlil adalah kerbau. Menurut penulis, perkataan seperti ini termasuk dosa besar, karena berarti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya serta kaum muslimin seluruh dunia selain orang pulau Jawa yang matinya tidak ditahlili adalah kerbau semua.
Na’udzu billahi mindzalik

Daftar Literatur
1. K.H. Saifuddin Zuhn, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia, Al Ma’arif Bandung 1979
2. Umar Hasyim, Sunan Giri Menara Kudus 1979
3. Solihin Salam, Sekitar Wali Sanga, Menara Kudus 1974
4. Drs. Abu Ahmadi, Perbandungan Agama, Ab.Siti Syamsiyah Solo 1977
5. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Tri Karya, Jakarta 1961
6. Hasil wawancara dengan tokoh Agama Hindu.
7. A. Hasan, Soal Jawab, Diponegoro Bandung 1975

[Renungan] Saat Kematian Memberi Salam Padaku

Aku tertegun ketika melihat sosok dengan wajah pucat dan disumpal dengan kapas pada mulut, hidung, dan telinganya. Yang terbujur kaku dihadapanku. Diselimuti dengan kain berlapis. Dia begitu mirip denganku. Di sekelilingnya orang-orang terisak sambil membacakan surat Yaasin untuknya. Seorang perempuan yang mirip ibuku menangis tersedu-sedu ketika membuka kain penutup mukanya. Lalu dua perempuan lain yang sebaya dengannya menenangkan dia. Dan di sekitar rumahnya ada orang-orang yang menyesali kematiannya yang dianggap begitu cepat. Ada orang yang tidak percaya kalau dia telah wafat. Ada orang yang merasa kasihan pada dia dan keluarga yang ditinggalkannya. Suasana disitu begitu riuh oleh isak para pelayat.
Di teras rumahnya seorang bapak menahan tangis lirih airmatanya. Dia mencoba terlihat tegar meski sebenarnya hatinya begitu lemah untuk menerima kenyataan yang ada. Disampingnya seorang temannya mencoba menemaninya, dan hal itu agak meringankan kesedihannya. Dia masih ingat, ketika dulu anaknya yang masih TK memenangkan lomba menggambar tingkat provinsi dan tentang cita-cita anaknya yang ingin menjadi presiden, dia begitu bangga. Betapa anaknya itu akan tumbuh menjadi sosok yang sangat luar biasa. Tak pernah dia berpikir kalau semua itu akan pupus pada usia anaknya yang masih 20 tahun. Sungguh tragis.




Tiba-tiba, sesuatu yang aneh bergerak dalam kepalaku. Ada sesuatu. Ini seperti rumahku. Hey !! Aku ingat, Aku kenal orang-orang ini. Perempuan yang menangis ketika membuka kain penutup muka itu adalah ibuku, dan bapak itu, itu adalah bapakku. Dan jasad yang terbaring itu, itu jasadku. Aku bingung. Benar-benar bingung. Aku sudah mati? Tidak! Ini pasti mimpi. Yah, ini pasti mimpi.
Lalu tiba-tiba aku merasa panas pada tubuhku. Sangat panas, lalu kemudian perlahan-lahan mulai sejuk. Seketika itu muncul sesosok laki-laki bercahaya dan berwajah tampan yang mengenakan jubah putih serta sorban yang juga berwarna putih di kepalanya. Dia menghampiri diriku.
“siapa gerangan tuan?” tanyaku kebingungan. “aku adalah amalmu yang akan menemanimu dalam kuburmu.” jawabnya, lalu ia tersenyum padaku.
Aku masih bingung.


Lalu di halaman rumahnya, terdapat sebuah pagar kain yang berbentuk segi empat 3X3 m, sepertinya itu adalah tempat bekas untuk memandikan jasadku. Tanahnya masih basah. Didalamnya masih terdapat sebuah altar yang beralaskan gedebong pisang. Aroma sabun masih menyengat di dalamnya. Di situlah jasadku dimandikan, di wudhukan sampai bersih dari segala najis dan kotoran.
Semakin banyak orang yang berdatangan mengucapkan belasungkawa. Ada yang hanya melihat saja, ada yang ikut sibuk mempersiapkan kain kafan dan lain-lain. Semua perabot di ruang tamu dikeluarkan. Lalu tak berselang lama, enam orang pria dengan tubuh kekar datang sambil memanggul sebuah keranda mayat. Orang-orang yang menghalangi jalan segera minggir. Lalu keranda itu diletakkan dipinggir jasadku. Setelah semua selesai membaca surat Yaasin untukku, jasadku dikafani dan diletakkan pada keranda itu, kemudian orang-orang yang ku kenal yang adalah tetanggaku mengangkat keranda itu dan membawanya ke masjid terdekat dengan rumahku untuk dishalati. Di belakang para pengangkat keranda itu ada sepupuku, hafid, dia memegang payung hitam yang gagangnya disambung dengan tongkat yang biasa digunakan untuk kegiatan Pramuka. Setelah dishalati, seorang kiai yang masih ada hubungan darah dengan bapakku mulai berdoa dan berpidato meminta keikhlasan dari orang-orang yang ku kenal. “…. barang kali almarhum punya sangkutan mohon diikhlaskan. Bagi yang sangkutannya cukup besar dan tidak ikhlas jika merelakannya silahkan ungkapkan saja sekarang, agar almarhum merasa ringan di alam sana.”

Setelahnya, keranda yang berisi jasadku itu diantar menuju pekuburan terdekat. Di sana sudah disiapkan liang kubur untuk jasadku dengan ukuransekitar 2X1,5 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Iring-iringan orang yang mengantar kepergianku begitu banyak. Sampai ada yang tidak aku kenal sama sekali. Dan diantara orang-orang itu ada teman-temanku yang ikut mengantar jasadku. Dan hampir semua teman-teman perempuanku menangis, diantaranya adalah gadis yang sangat aku cintai. Yah, dialah pujaan hatiku, Fatimah az-Zahra. Namanya mirip dengan putri Rasulullah, dan dia begitu cantik. Dialah satu-satunya gadis yang ada di dalam hatiku. Meski aku tidak pernah mengungkapkan cintaku padanya secara terang-terangan, tapi dia tahu aku sangat mencintainya. Dan akupun tahu dia juga mencintaiku. Dan sungguh sangat ironis melihat cinta kami terpisahkan oleh maut.
Sampai disana, jasadku dikeluarkan dari keranda, dan di dalam liang kubur itu sudah bersiap-siap orang-orang yang akan menerima jasadku untuk mereka letakkan di tempat peristirahatan terakhirku. Dan setelah doa dan azan dikumandangkan, secara perlahan tanah kuburan itu diletakkan pada jasadku, sampai akirnya tenggelamlah jasadku di tanah itu. Jasadku terkubur disitu. Kemudian pak kiai membacakan doa lagi untukku. Dan orang-orang mulai beranjak pergi meninggalkan kuburku. Satu per satu mereka pergi. Mulai dari orang-orang yang tidak aku kenal, para tetangga, teman-temanku– juga Fatimah az-Zahra–, keluarga dekatku, dan disitu hanya tersisa ibu dan bapakku. Ibuku masih terisak-isak, sedangkan bapakku mencoba tegar dan menenangkan ibuku. Ingin rasanya aku memanggil mereka berdua, tapi itu sia-sia.

Akirnya sepi, tempat itu menjadi sepi. Hanya gundukan tanah yang masih basah yang dimana jasadku bersemayam didalamnya. Kini aku sudah mati. Mungkin untuk beberapa hari aku masih diingat dan masih banyak orang yang berkunjung ke rumahku, tapi itu tidak akan lama. Pasti aku akan dilupakan. Aku tahu itu. Waktulah yang akan menjawabnya.

Selamat jalan untuk diriku yang telah wafat. Selamat tinggal untuk kedua orang tuaku, keluarga besarku, teman-temanku, guru-guruku, tetanggaku, dan selamat tinggal Fatimah az-Zahra gadis impianku. Semoga kau temukan pendamping hidup yang setia seperti Ali bin Abi Thalib. Aku mencintaimu, aku mencintai kalian semua.
Innalillahi wa inna illahi rojiun………….



 

Cinta Dalam Diam

jika kamu belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang,
cukup cintailah ia dalam diammu ..
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ..


kau ingin memuliakan dia,dengan tidak mengajakanya menjalin hubungan yang terlarang,.
kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya ..
sebab kau tahu cinta sucinya hanya pada sang Penciptanya ..
karena dengan diam mu akan memuliakan kesucian diri dan hatimu ..

menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cintai adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu ..
jangan pernah kau ragu akan hal itu ..

karena ALLAH swt yang tahu apa dan siapa yang terbaik untukmu ..

ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ??
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ..
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ..

Subhanallah begitu indah kisah itu bukan ..
Dan kita semua pasti menginginkan untuk memiliki kisah seperti itu ..
Cinta yang bersatu atas nama cinta pada ALLAH swt ...............

karena dalam diammu tersimpan kekuatan ..
kekuatan harapan dan do'a yang selalu kita panjatkan supaya mendapatkan yang terbaik dunia dan akherat ..

hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ..
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap pada-Nya ??

dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,biarkan ia tetap diam ..
Diammu itu lebih baik dan biarkan hanya kamu dan Sang Pemilik hatimu yang tahu akan cinta itu ..


jika dia memang bukan milikmu,toh Allah..
melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ..


biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ..
karena percayalah semuanya akan indah bila sudah waktunya

Ingat Waktu Ingat Ibadah Ingat Akhirat

Waktu terus berjalan tidak ada yang bisa menunda, apalagi memberhentikan, tahun ini bukan tahun lalu, bulan ini bukan bulan lalu, bahkan hari ini berbeda dengan hari kemaren, jam ini terus berlalu, sedetik tidak berhenti walaupun jam dindingnya dimatikan ataupun diputar mundur, matahari tetap berjalan.


akhirat = 34 tahun 8 bulan (waktu dunia).

Setengah menit, satu menit atau 2 menit? yang umurnya 30 tahun berarti untuk hitungan waktu akhirat baru hidup selama kurang lebih 1 menit, wahai alangkah sebentarnya........1 atau 2 menit di dunia yang akan menentukan selama lamanya.

Orang bilang waktu adalah uang, coba diberi uang sebanyak 1 trilyun terus dirampas seluruh waktunya (dibunuh), apa mau? Berapa banyak sudah waktu dalam hidup kita yang telah kita sia siakan.....kadang kadang kita beralasan tidak sholat karena sibuk, karena tidak ada waktu dan lain lain, tapi kenapa untuk menonton tivi berjam jam, duduk didepan komputer berjam jam, menelpon berjam jam,ngobro dengan teman berjam jam ada waktu? Wahai langkah meruginya kita....



MAKA SUNGGUH KITA DICIPTAKAN UNTUK PERKARA YANG BESAR, BUKAN MAIN- MAIN.!!!!
tentang hal dunia = 1 jam Dll = sekian jam Misal umur kita sekarang 30 tahun, maka: Waktu untuk ibadah kita (shoalt,ngaji dzikir) = 1 jam X (360 hariX30)=10.800 jam kalau dijadikan hari 10.800 : 24 = 450 hari = 1 tahun 3 bulan Waktu kita untuk kehidupan dunia = 23 jamX(360 hari X 30 ) = 248.400 jam Kalau dijadikan hari 248.400 : 24=10.350 hari = 28 tahun 9 bulan.

Malam Pertama

Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benang pun menutupinya. ..
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itu pun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok kita....
Itulah jasad kita waktu itu

Setelah dimandikan.. ..,
Kita pun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ...itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan

Alunan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan
Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...

Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....

Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ...

Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal....

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..

Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi…..tapi ….sudah pantaskah sikap kita selama ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga.


dikutip : alm. Rinto Yuliardi Prihartono

SURAT DARI SETAN UNTUK MU

Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktifitas harianmu.
Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum
memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum
berangkat ketempat tidurmu.


Kau benar2 orang yang bersyukur, Aku menyukainya
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak
merubah cara hidupmu.
Hai Bodoh, Kamu millikku. Ingat, kau Dan aku sudah bertahun-tahun bersama,
Dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu .
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.
Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.
Dia sudah mencampakkan aku dari surga, Dan aku akan tetap
memanfaatkanmu sepanjang masa untuk mebalaskannya

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU Dan dia masih memiliki
rencana-rencana untukmu dihari depan.
Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,
Dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga Kita bisa bersama dua kali Dan ini akan menyakiti hati ALLAH
Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan
kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita jalani
Kita nonton film porno bersama, memaki orang, mencuri, berbohong,
munafik, makan sekenyang-kenyangya, guyon2an jorok, bergosip,
manghakimi orang, menghujam orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua ,
Tidak menghargai Masjid, berperilaku buruk.

TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.
Ayolah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.
Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita.
Ini hanya merupakan surat penghargaanku untuk mu.
Aku ingin mengucapkan 'TERIMAKASIH' karena sudah mengizinkanku
memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.


Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.
Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu.
Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.
Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa.
Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong,
berjudi, bergosip, dan hiduplah se-egois mungkin.
Lakukan semua ini didepan anak-anak dan mereka akan menirunya.
Begitulah anak-anak .

Baiklah, aku persilahkan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.
Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas
dosa-dosamu.


Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.
Memperingati orang bukan tabiatku, tapi diusiamu sekarang dan tetap
melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.
Hanya saja kau harus menjadi orng tolol yang lebih baik dimata ALLAH.

Catatan : Jika kau benar2 menyayangiku , kau tak akan membagi surat
ini dengan siapapun

Dosa yang Lebih Hebat dari Berzina

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa IA berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping Dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala IA berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya." jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun terpatah bercerita, "Saya telah berzina." Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya Cekik lehernya sampai tewas", ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan IA tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina Dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.

"Betulkah Ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja Dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina." Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur Dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat Dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya Dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH > Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat
lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah
Al-Qur'an,
membunuh 70 nabi Dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

VMJ ??? Siapa yang salah ????

VMJ….atau dalam bahasa inggrisnya di istilahkan dengan Pinky Virus atau Red Guava Virus (he…dasar sok tw) wah siapa yang sangka bahwa virus yang sangat berbahaya yang beredar di kalangan aktivis dakwah ini begitu berbahaya dan mematikan…lebih bahaya dari sekedar H5N1 atau yang terbaru H1N1.

Dikalangan aktivis dakwah pun, para aktivis telah diingatkan akan dampak negative bagi penyebaran virus ini buat para ikhwan or akhwat yang terjangkiti. Sebelum mereka terjun di dalam aktivitas dakwah yang membutuhkan konsentrasi kekuatan fikrah dan keimanan yang kuat, serangan VMJ adalah prioritas utama yang harus disampaikan oleh para MR kepada Mutarobbi mereka. Bagaimana tidak, kehadiran virus yang terbilang langka dan melenakan ini mampu menghipnotis kegiatan aktivitas dakwah. Dari mulai jarang mengikuti rapat syuro’ menjadi rajin akibat terjangkit VMJ, apalagi kalo sang idol menjadi pimpinan rapat (wah di jamin fokus tuh..), dari yang miskin dan sederhana menjadi kaya dan dermawan terhadap pulsa (sms n nelpon….intens donk), dari rajin membaca al-quran yang setiap sebulan sekali khatam, menjadi orang yang rajin membaca sms (10 balasan sms bisa khatam 100 kali sehari..he2..). dari yang gemuk menjadi kurus (bagus buat program diet nih) dan seabrek lagi kejadian-kejadian aneh lainnya.

Menurut penelitian para dokter ahli virology, Red Guava Virus atau VMJ adalah sejenis virus yang menyerang hati atau perasaan seorang ikhwan maupun akhwat, berdasarkan analisis yang dilakukan, penyebaran virus VMJ adalah melalui kontak langsung atau sms serta intensitas pertemuan di antara kedua aktivis. gejala awal virus ini terlihat dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh aktivis yang terinfeksi yang, biasanya sms yang dilakukan terhadap lawan jenisnya dilakukan secara gerilya (ada maksud tersembunyi),dari sekedar mengingatkan untuk rapat syuro’ hingga mengingatkan untuk tidur dan makan (adik gue aja klo mw tidur g perlu di ingatkan, mungkin karena banyaknya aktivitas jadi lupa tidur n makan kali y..),dari sekedar meminjam buku hingga lainnya.

Ada 3 tahap fase yang akan dilalui oleh aktivis yang terinfeksi oleh VMJ, yaitu fase Awal atau coba-coba yang dalam bahasa hatinya lebih di puitiskan menjadi fase Ketika Benih mulai tertanam, lalu fase kedua adalah fase Pelaksanaan atau bahasa puitisnya Saat Bunga-Bunga bermekaran atau Indahnya dakwah di di dekatnya dan fase ketiga adalah fase penyesalan atau sering diistilahkan sebagai Saat Hati Q Telah ternoda.

Pada fase awal atau coba-coba, VMJ menjalar kepada para aktivis yang terinfeksi dengan sekedar memberikan pesan singkat dengan maksud terselubung (mengalahkan agen Mozard Israel nih), yah…namanya juga coba-coba dibalas Alhamdulillah, g dibalas coba lagi….. pada fase ini, VMJ yang menyerang pembawanya berusaha untuk menularkanVMJ kepada calon korbannya melalui perhatian lebih yang diberikan oleh sang pembawa kepada korbanya. Fase awal sulit untuk diidentifikasikan karena proses penyebarannya belum terlalu terlihat dengan jelas, akan tetapi kebanyakan para calon korbannya bisa merasakan kehadiran virus ini.

Pada fase pelaksanaan atau Saat Bunga-bunga bermekaran, VMJ telah menyerang dua orang aktivis dakwah yang terinfeksi oleh VMJ tersebut. Fase ini bisa dikatakan fase yang melenakan dan melalaikan. Bahasa-bahasa sms yang tadinya memiliki maksud terselubung menjadi lebih romantic, hanya sekedar bertanya “lagi ngapain ukthi?, Jangan larut ya akhi, ngerjain proposalnya..?, Akhi bangun sholat Tahajud yuk…? Dan lain-lainnya. Ketika fase kedua ini, setiap sms yang tadinya lebih terkontrol menjadi tidak terkendali sama sekali, setiap bahasa dakwah yang tadinya tegas, menjadi agak luwes sedikit demi sedikit, yang tadinya berwibawa menjadi romantic (cie…..), pokoknya pada fase kedua ini bisa dikatakan fase yang menyenangkan banget deh…he2….

Pada fase terakhir atau penyesalan, baru terasa dampak negative dari virus jenis ini, dimana salah satu atau kedua aktivis yang terserang menyadari kekeliruan yang telah dilakukan, apalagi ketika salah seorang dari aktivis ternyata menyebarkan VMJ ke aktivis lainnya, atau ketika kedekatan dan kemesraan akibat VMJ tercium oleh aktivis-aktivis lainnya (repot nih ketahuan..), yang tadinya semngat menjadi layu, yang tadinya rajin menjadi malas, yang tadinya tersenyum menjadi muram, dan segunung penyesalan-penyesalan yang menyakitkan (dramatisir banget y?).

Lalu siapa yang salah? Apakah sang pembawa virus, atau korbannya?sebagian besar akhwat yang juga mengaku lebih sering menjadi korban mengatakan bahwa yang salah adalah si Ikhwan Gombal sebagai pembawa VMJ (setuju….). Tapi sebagian ikhwan yang lebih sering menjadi pembawa VMJ mengatakan bahwa yang salah akhwatnya, siapa suruh mau n balas smsnya….kalo g dibalas kan jadi g kena VMJ..(bener juga sih..). tapi yang jelas adalah bahwa VMJ bukan hanya terjadi karena ada niat pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan ..WASPADALAH!...WASPADALAH! (kok gue kaya’ bang napi y?).

Sumber : http://ibnu-as.cybermq.com/post/detail/8045/vmj-%E2%80%9A%C3%84%C2%B6siapa-yang-salah