Senin, 16 Januari 2012

Tokoh Hari ini #Imam Syahid Hasan Al Banna#



Mujahid Pena, Mungkin kata2 itu yg menjadi motivasi saya bwt menulis di media2 jejaring sosial ataupun blog pribadi..
Insya allaah, hari ini saya akan menceritakan sedikit informasi (Kalo mw banyak silahkan beli biografinya) dalam Prolog The Series saya TOKOH HARI INI #Imam Syahid Hasan Al Banna#

Siapa dia ?? Mungkin sebagian kalian mengatakan demikian. Karena tidak jarang, umat islam hari ini---terutama di Indonesia---- sangat minim pengetahuannya tentang tokoh-tokoh yang senantiasa Berjuang menegakkan panji-panji islam di muka Bumi ini. Well, berikut liputannya (macam pembawa berita di Teve-teve)
Wajahnya yang teduh, Kharismatik dan bersahaja. Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir. Sejak masa kecilnya, Hasan al Banna sudah menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun, atas anugerah Allah, Hasan kecil telah menghafal separuh isi Al-Qur'an.
Sang ayah terus menerus memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya.
Semenjak itu Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah. Kemudian belajar membuat dan memperbaiki jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore hingga menjelang tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an ia lakukan selesai shalat Shubuh. Maka tak mengherankan apabila Hasan al Banna mencetak berbagai prestasi gemilang di kemudian hari. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.

Nah, ada kisah menarik tentang masa SMP Beliau. begini ceritanya :
Ehmm.. ehmm (Tes suara)

Suatu siang, usai belajar di sekolah, sejumlah besar siswa berjalan melewati mushalla kampung. Hasan berada di antara mereka. Tatkala mereka berada di samping mushalla, maka adzan pun berkumandang. Saat itu, murid-murid segera menyerbu kolam air tempat berwudhu. Namun tiba-tiba saja datang sang imam dan mengusir murid-murid madrasah yang dianggap masih kanak-kanak itu. Rupanya, ia khawatir kalau-kalau mereka menghabiskan jatah air wudhu. Sebagian besar murid-murid itu berlarian menyingkir karena bentakan sang imam, sementara sebagian kecil bertahan di tempatnya. Mengalami peristiwa tersebut, al Banna lalu mengambil secarik kertas dan menulis uraian kalimat yang ditutup dengan satu ayat Al Qur'an, "Dan janganlah kamu mengusir orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya."(Q. S. Al-An'aam: 52).
Kertas itu dengan penuh hormat ia berikan kepada Syaikh Muhammad Sa'id, imam mushalla yang menghardik kawan-kawannya. Membaca surat Hasan al Banna hati sang imam tersentuh, hingga pada hari selanjutnya sikapnya berubah terhadap "rombongan anak-anak kecil" tersebut. Sementara para murid pun sepakat untuk mengisi kembali kolam tempat wudhu setiap mereka selesai shalat di mushalla. Bahkan para murid itu berinisiatif untuk mengumpulkan dana untuk membeli tikar mushalla!

Pada usia 21 tahun, beliau menamatkan studinya di Darul 'Ulum dan ditunjuk menjadi guru di Isma'iliyah. Saat itu Umat Islam sedang gonjang-ganjingnya karena runtuhnya Kekhalifaan Utsmaniyah. Dan bukan hanya itu, Hasan Al Banna sangat prihatin dengan kelakuan Inggris yang memperbudak bangsanya. Maka mulailah Hasan al Banna dengan dakwahnya. Dakwah mengajak manusia kepada Allah, mengajak manusia untuk memberantas kejahiliyahan (kebodohan). Dakwah beliau dimulai dengan menggalang beberapa muridnya. Kemudian beliau berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau lakukan teratur dua minggu sekali. Beliau dengan perkumpulan yang didirikannya "Al-Ikhwanul Muslimun," bekerja keras siang malam menulis pidato, mengadakan pembinaan, memimpin rapat pertemuan, dll. Dakwahnya mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam Mesir. Tercatat kaum muslimin mulai dari golongan buruh/petani, usahawan, ilmuwan, ulama, dokter mendukung dakwah beliau.

1948 dan 1956

Perang antara Arab-Israel pecah. Menjadikan Hasan Al banna geram atas kaum yang menjajah negeri para Annbiyya. Beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat, sobat kental Yahudi mengancam akan mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Maka terjadilah sebuah tragedi yang membuktikan betapa pengecutnya manusia. Ribuan mujahid Mesir ditarik ke belakang, kemudian dilucuti. Oleh siapa? Oleh pasukan pemerintah Mesir! Bahkan tidak itu saja, para mujahidin yang ikhlas ini lalu dijebloskan ke penjara-penjara militer.

Beberapa waktu setelah itu, terjadilah peristiwa itu. Peristiwa yang membuat umat islam di dunia bersedih, karena kehilangan penegak Islam yang khaffah tersebut.
Pada mulanya Al-Banna mendapat undangan gelap untuk hadir di kantor pusat organisasi Jum’iyyatusy Syubban Al-Muslimin menjelang maghrib pada 12 Februari, 1949, Ketika hendak naik taksi bersama Abdul secara tiba-tiba lampu penerang jalan tersebut dipadamkan. Pada saat itulah peluruh musuh bersarang di tubuh kurusnya. Meski sempat dievakuasi dengan ambulans. Namun karena pendarahan yang hebat, akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan bersimbah darah setelah mendapatkan perawatan selama kurang lebih tiga hari pasca penembakan. Imam Hasan Al-Banna mati syahid pada 15 Februari 1949.

Pada saat pemakaman, Pemerintah bersedia menyerahkan jenazah kepada keluarganya, dengan syarat mereka tidak akan mengumumkan berita duka. Jenazah kemudian dibawa oleh ayah dan saudara-saudaranya. Proses pemakaman jenazah dilakukan dalam suasana yang sangat mencekam dan dengan dikelilingi oleh tank-tank. Bahkan Kuburannya dijaga ekstra ketat oleh tentara agar para pengikut Hasan Al-Banna tidak memindahkan jenazahnya.

Iulah Hasan Al banna, seorang lelaki yang istimewa. Bahkan musuh-musuhnya pun masih takut dan mengkhawatirkan jasadnya yang sudah tak bernyawa itu. Makamnya dijaga ketat sampai berminggu-minggu.

Sepeninggalnya dari Dunia ini, Beliau meninggalkan 10 Wasiat yang berharga kepada kita semua :
Bangunlah segera untuk melakukan shalat apabila mendengar Adzan walau bagaimana pun keadaannya

Baca, telaah, dan dengarkanlah Al-Qur’an atau dzikirlah kepada Allah dan jangan engkau senang menghambur-hamburkan waktumu dalam  masalah yang tidak ada manfaatnya.

Bersungguh-sungguhlah untuk bisa dan berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih

Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata tidak akan mendatangkan kebaikan


Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang dan tentram

Jangan bergurau, karena ummat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus menerus

Jangan mengeraskan suara diatas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti

Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau  melukainya dalam bentuk apapun dan janganlah berbicara kecuali yang baik

Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama)

Pekerjaan Rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka tolonglah selainmu untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk diselesaikan

Alloohu A'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar